Saos Tomat, Upaya Tingkatkan Taraf Ekonomi Petani

Secara agraris, Bondowoso merupakan daerah yang sangat potensial untuk sektor pertanian. Mayoritas penduduk yang berprofesi sebagai petani merupakan indikator betapa sektor ini merupakan potensi besar jika dikelola dengan benar. Berbagai varietas pertanian dapat tumbuh dan menghasilkan produk unggulan di Bondowoso, salah satunya adalah tanaman tomat.

SMK Negeri 1 Tapen terletak di kawasan daerah penghasil tomat yang kualitasnya sangat baik. Tidak sedikit juga wali murid yang berprofesi petani tomat. Akan tetapi fluktuasi harga tomat menjadi kendala tersendiri bagi para petani. Tomat menjadi berkah jika harganya naik, tapi tidak jarang membuat petani rugi ketika harganya turun. Kondisi ini biasa terjadi ketika panen raya, di mana produksi tomat sedang melimpah. Mau tidak mau petani menjualnya dengan harga murah meskipun merugi.

Inisiatif dilakukan oleh Kompetensi Keahlian Kimia Industri untuk memberikan tawaran agar tomat tetap memiliki nilai jual tinggi meskipun sedang panen raya dan produksinya melimpah. Melalui kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) terbimbing, para siswa yang mengikuti kegiatan PKL belajar berbagai teknik pengolahan tomat menjadi produk yang menarik dan memiliki nilai ekonomis tinggi.

Salah satu produk yang dicoba untuk dikembangkan adalah produksi saos tomat. Dengan mendatangkan Ibu Endang Rohma Sofiatin, tenaga professional yang juga aktif dalam gerakan membeli tomat dengan harga normal, para siswa mempelajari teknik pembuatan saos tomat tanpa menggunakan pengawet, pewarna, dan penyedap sintesis, berbeda seperti produk saos tomat yang marak beredar di pasaran yang banyak menggunakan bahan tersebut.

Setelah melalui beberapa tahapan produksi, alhasil terciptalah saos tomat yang segar dan lezat. Beberapa guru dan siswa yang mencicipi saos tomat hasil praktikum tampak sangat antusias. “Saos tomatnya lebih segar dan kayak ada manis-manisnya, beda dengan saos tomat yang biasa saya makan”, kata Bapak Adi Sumantri, S.Pd, salah satu guru yang mencoba mencocol saos tomat dengan singkong rebus.

Sebagai langkah tindak lanjut, Kompetensi Keahlian Kimia Industru berencana menggandeng berbagai pihak untuk bisa memproduksi saos tomat dalam skala yang lebih luas. Menurut Ibu Firlya Citra Kurniawati, S.Si, ketua Kompetensi Keahlian Kimia Industri, langkah berikut yang akan dilakukan bekerja sama dengan desa untuk memetakan potensi dari petani tomat, sehingga bisa membuat rencana produksi secara lebih konkrit. Terlebih, gerakan SMK Membangun Desa yang diinisiasi oleh SMK Negeri 1 Tapen membuka peluang untuk kerja sama tersebut. “Harapan kami, muncul banyak wirausahawan muda berbasis keunggulan lokal. Nah, di sini sentra pertanian, kita dorong anak-anak untuk jadi pioner wirausahawan di pasca panen”, pungkas Ibu Citra bersemangat.