Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tak lepas dari peristiwa 57 tahun silam. Pada tanggal 30 September telah terjadi peristiwa yang sangat bersejarah. Di mana para jenderal besar seperti Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani, Letnan Jenderal TNI (Anumerta) R. Soeprapto, Letnan Jenderal TNI (Anumerta) S. Parman, Mayor Jenderal TNI (Anumerta) M.T Haryono, Mayor Jenderal TNI (Anumerta) D.I Pandjaitan, Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo, Kapten Czi (Anumerta) Pierre Andreas Tendean telah diculik dan dibunuh secara sadis di Pondok Gede Jakarta Timur Yang dikenal dengan lubang buaya . Tujuh anggota TNI AD tersebut merupakan korban penculikan dan pembantaian kelompok Partai Komunis Indonesia (PKI) atau dikenal juga sebagai Gerakan 30 September 1965. Hal ini menjadi cikal bakal sejarah Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober.
Pada 1966, Selang setahun dari peristiwa tersebut, Soeharto yang kala itu menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Peringatan ini harus diikuti oleh seluruh pasukan TNI AD.
Pada tahun 1967, Soeharto yang menjabat sebagai presiden kedua RI, mengeluarkan Keppres 153/1967 yang menetapkan Hari Kesaktian Pancasila sebagai peringatan yang harus diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia. Artinya, tak hanya para anggota TNI AD saja yang mengenang peristiwa tersebut, tapi seluruh rakyat Indonesia. Adanya Kepres ini menjadi penegasan terhadap sejarah Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober.
SMK Negeri 1 Tapen pun tak luput dalam memperingati hari bersejarah ini. Pada kali ini, Inspektur upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila dipimpin langsung oleh Bapak Asyik Sulaiman, S.Pd., M.Pd selaku kepala sekolah. Upacara ini dimulai pukul 06.00-07.30. Peringatan hari kesaktian Pancasila ini pun dilaksanakan oleh seluruh warga SMK Negeri 1 Tapen. Dengan mengangkat tema Bangkit Bergerak Bersama Pancasila diharapkan nilai-nilai Pancasila bisa menjadi dasar dalam bersikap terhadap diri sendiri, orang lain, dan negara.
Kesaktian Pancasila terletak pada tanggung jawab kita bersama untuk mewujudkan kemerdekaan yang sebenar-benarnya. Merdeka bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk belajar dan berkarya.
Kementerian pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi telah berkomitmen untuk terus menghadirkan transformasi yang selalu sejalan dengan pesan Bung Karno dalam pidato Lahirnya Pancasila. Yakni di atas kelima dasar Pancasila kita mendirikan negara Indonesia; kekal dan abadi.Untuk itu, di atas kelima dasar Pancasila, mari kita terus bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya, membawa Indonesia melompat ke masa depan. Bangkit Bergerak Bersama Pancasila.