Membina Calon Wirausahawan Muda 

Siswa kelas X TKI¹ melakukan kegiatan belajar berbasis proyek pada pekan ini. Mereka sedang melakukan kegiatan fermentasi tempe. 

Fermentasi tempe adalah proses pembuatan tempe yang menggunakan bakteri Rhizopus oligosporus atau Rhizopus oryzae yang dikenal sebagai bakteri tempe. Proses ini membutuhkan bahan dasar kacang-kacangan, seperti kacang kedelai, yang difermentasi selama kurang lebih 24-48 jam.

Proses fermentasi dimulai dengan pembersihan bahan dasar dari kotoran dan kontaminan. Kemudian, bahan dasar akan dicampur dengan air dan dibiarkan selama beberapa jam hingga tercampur rata. Setelah itu, bahan dasar akan ditambahkan dengan bakteri tempe yang telah dikultur sebelumnya.

Proses Membersihkan Kedelai dari Kotoran dan Kontaminan

Kemudian, campuran tersebut akan dibiarkan selama kurang lebih 24-48 jam pada suhu kamar atau diincubator dengan suhu yang dapat diatur. Selama proses fermentasi, bakteri tempe akan mengurai bahan dasar dan menghasilkan asam laktat, yang akan menyebabkan bahan dasar menjadi lebih keras dan memiliki rasa yang khas.

Setelah proses fermentasi selesai, tempe akan diolah dengan cara dibersihkan dari kotoran dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Kemudian, tempe akan dikeringkan dengan cara dibakar atau diolah dengan cara lain seperti dibungkus dengan plastik dan dibiarkan selama beberapa hari.

Proses Membungkus Tempe

Tempe yang sudah selesai diolah ini memiliki kandungan gizi yang tinggi, seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Tempe juga memiliki sifat antioksidan yang tinggi dan dapat digunakan sebagai sumber protein alternatif bagi vegetarian dan vegan.

Fermentasi tempe sangat populer di Asia, khususnya di Indonesia, seperti di Jawa, dan Bali. Selain digunakan sebagai bahan makanan, tempe juga digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan obat-obatan. Namun, proses fermentasi tempe harus dilakukan dengan benar dan higienis agar hasilnya baik dan aman dikonsumsi.

Fasilitator kegiatan ini, yaitu Ibu Ainun Nazila, S.Si. “Saya berharap dengan bekal ilmu kimia yang peserta didik dapatkan di sekolah bisa menjadi bekal bagi mereka agar bisa menjadi seorang wirausahawan yang sukses.” Ujar beliau. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *