Ada yang berbeda di ruang kelas 10 Kompetensi Keahlian Teknik Kimia Industri. Suasana kelas yang biasanya terasa sepi dengan pemandangan siswa siswi yang serius di depan berbagai alat ukur sama sekali tidak terlihat pada pagi ini.
Yang ada adalah suara palu bersahutan dengan keriuhan siswa yang saling memberikan instruksi pada temannya. Para siswa itu sedang asyik mengikuti pembelajaran proyek IPAS yang dikemas dengan menarik.
Adalah Ibu Ainun Nazilah, S. Psi, pengajar mata pelajaran IPAS yang hari ibu mengajari siswa teknik Ecoprint. Teknik ini adalah membuat sebuah hasil cetak pada kain dengan menggunakan daun sebagai bahan alami untuk membuat pola cetakannya.
Pada teknik ini, berbagai jenis daun diletakkan di atas sehelai kain. Dengan dilapisi selembar plastik, siswa memukul daun dengan terukur menggunakan palu hingga pola daun tercetak pada kain. Berbagai jenis daun yang digunakan memunculkan bermacam corak dan warna yang berbeda.
Setelah corak daun tertempel pada kain, selanjutnya kain dianginkan selama beberapa saat untuk memastikan kain kering. Tahapan akhirnya merendam kain dalam campuran air tawas guna membuat warna corak melekat pada kain dan tidak luntur.
Menurut Guru Pengajar, Ibu Ainun, Proyek IPAS yang dilakukan di konsentrasi keahlian Teknik Kimia Industri selalu dikorelasikan dengan muatan pelajaran kejuruan. “Anak-anak senang dengan model pembelajaran seperti ini. Jadi kita tidak hanya berteori dan berbicara saja. Langsung dengan aksi nyata” Tegasnya.
Antusiasme para siswa inipun terlihat selama proses pembelajaran. Seperti yang ditunjukkan Novi dan teman-temannya. Mereka tampak membuat motif beberapa daun. “Baru paham kalau daun bisa dibuat seperti batik. Tinggal belajar desain biar komposisinya pas. ” Ujarnya bersemangat.