Kampung Youtuber dan Kiprah Konten Kreator Alumni SMKN 1 Tapen

Beberapa hari terakhir, nama Kabupaten Bondowoso banyak menghiasi media cetak dan elektronik nasional gara-gara Kampung Youtuber. Nama Kampung Youtuber disematkan karena banyaknya pemuda yang berprofesi sebagai konten kreator dan meraup urang hingga ratusan juta rupiah dari Youtube.

Kampung Youtuber yang sedang ramai diberitakan berlokasi di dusun Posong Desa Tapen Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso. Dusun ini tidak jauh beda dengan dusun pada umumnya, yang membedakan adalah banyaknya mobil keluaran terbaru yang parkir di sisi jalan.

Para pemuda di kampung ini hampir sebagian besar menjadi creator content yang menghasilkan materi hingga ratusan juta Rupiah dari hasil adsense Youtube. Para pemuda berhasil memiliki mobil dan motor keluaran terbaru, membeli rumah hingga melunasi utang orangtua.

Perjuangan Kampung Youtuber bukannya tanpa rintangan. Menurut Imam Januar, salah seorang content creator Kampung Youtuber, salah satu tantangan terberat ketika awal merintis Kampung Youtuber adalah munculnya stigma negatif dari masyarakat. Bahkan tidak jarang dituduh memelihara tuyul karena hanya dirumah tapi penghasilannya fantastis.

Marshall, Siswa yang Jago Ngaji dan Bisa 6 Bahasa Asing

Baca Juga

Salah satu berkah dari kampung youtuber ini adalah tidak sedikit dari Alumni bahkah siswa aktif SMK Negeri 1 Tapen yang ikut terjun menjadi content creator youtube maupun sebagai talent artis. Bahkan saat ini, tidak hanya dusun Posong Tapen, pada beberapa desa lainnya tidak sedikit bermunculan youtuber.

Bagi SMK Negeri 1 Tapen, merebaknya para conten creator sangat disyukuri karena membuka lapangan kerja, terlebih kompetensi keahlian yang dibuka secara muatan kurikulum sangat mendukung skil teknis pada profesi ini. Bahkan sejak tiga tahun terakhir, SMK Negeri 1 Tapen membuka ekstrakurikuler Content Creator Youtube yang diminati oleh banyak siswa.

Menurut Kepala SMK Negeri 1 Tapen, Bapak Asyik Sulaiman, S.Pd, M.Pd., secara prinsip sekolah dapat beradaptasi dengan tuntutan dan kondisi masyarakat. “Kita melihat bahwa potensi youtuber di Tapen ini sangat besar, maka sekolah dapat mempertajam muatan kurikulum agar siswa kita memiliki skill yang benar-benar dibutuhkan sebagai content creator” tegasnya.